Wednesday, March 19, 2008

DIMANAKAH CAHAYA ITU?

Aku berada di dalam keadaan terang benderang namun hatiku masih terasa kegelapannya,
Zikirku kian rancak tatkala hatiku bukan di sini namun jauh di padang permainan khayalan,
Air liurku kian kering namun bibir masih bergerak umpama sebuah jentera sedang bekerja,

Untuk apakah zikir itu? Ketenangan apa yang dicari melalui zikir ini?
Untuk apakah zikir itu? Keramat mana yang diingini melalui zikir ini?

Cahaya tak kunjung tiba walau itulah harapanku.
Apakah hijab dosa membuatnya silu menyinggahi nuraniku,
Segala Tok Guru, segala lebai dan Pak Imam pun kulihat mendambakannya,
jadi, dimanakah cahaya itu? Untuk siapakah cahaya itu? Dari manakah cahaya itu?

Dunia terus berperang sana dan sini angkara zionisme anak Amerika,
Muslimin ada yang tunduk malu untuk mengatakan, "Aku Muslim",
Pemuda pemudi bersenggama dengan disaksikan seluruh dunia,
Dunia IT , dunia siber begitulah bunyinya menguasai indera kita,
fitnah dari bloggers disebar dan bloggers juga difitnah,
aduh! kacaunya dunia ini, namun dimanakah cahaya itu?

Ya , sebenarnya cahaya sudah ada,
Cahaya ada di depan mata,
Cahaya ada di dalam jiwa,
namun wujudnya tidak terasa,
namun wujudnya belum terasa,

ayuh, kita siap siaga,
agar cahaya cepat dan kita bersedia,
apa saja peranan, kita ikut cahaya,
apa saja tarian, kita menari bersama,
apa saja irama, kita menyanyi bersama,
KEBENARAN HAKIKI, ITULAH CAHAYA,
Namun kita masih lagi bertanya, dimanakah cahaya?.

1 comment:

Anonymous said...

salam.

membaca puisi ini, saya teringat lirik sebuah lagu - matahari.

"semakin jauh menyusur matahari, semakin aku hilang arah tujuku,
Tidak kusangka yang terang akan suram,
Meskipun intan bayangnya
Jua tak berwajah

Biarpun gelap malam
Mata terpejam hatiku tenang
Kekusutan ansur pulang
Bersama bayang siang semalam

Baru kutahu ertinya
Sakit yang mencengkam dada
Malam yang sesepi itu
Terbuka jalan selebar dunia"

mengapa ya, semakin kita mengejar sesuatu semakin ia terus lari. dan semakin ingin kita tinggalkan sesuatu, semakin ia mengejar kita?

adakah kerana kita belum ikhlas untuk mencari sesuatu, dan meninggalkan sesuatu yang lain itu?

[dalam konteks ini, yang dikejar tentulah Cahaya, dan yang mahu ditinggalkan ialah kegelapan itu]

sekadar terfikirkan...

wassalam.

Popular Posts